Berita Sekolah di Jepang Saat Ini – Aea-mt

Aea-mt.com Situs Kumpulan Berita Sekolah di Jepang Saat Ini


Keputusan Sulit Sekolah Jepang Saat Pandemik Menyebar – Di tengah peningkatan penularan virus korona baru di komunitas, di Negara Jepang lebih banyak kasus terlihat di mana anak sekolah dan guru dites positif terkena virus atau telah melakukan kontak dekat dengan mereka yang telah terinfeksi.

Berbagai pertanyaan muncul, bagaimana seharusnya sekolah mengatasi situasi ketika murid-muridnya terinfeksi? Bagaimana mereka harus memutuskan apakah akan menutup sekolah dan bagaimana mereka harus merawat siswanya.

Seorang kepala sekolah dasar di wilayah Chubu merinci waktu ketika salah satu murid terinfeksi virus corona pada Juli. Mereka mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran infeksi adalah hal yang biasa. Tetapi prioritas utama kami adalah memberikan perawatan emosional kepada anak-anak, tegas kepala sekolah.

Sementara pusat kesehatan masyarakat setempat memberi tahu sekolah bahwa risiko infeksi berkurang setelah sekitar 72 jam. Sehingga sekolah tersebut harus memutuskan untuk tutup selama kira-kira dua minggu setelah berkonsultasi dengan pihak berwenang setempat dan dewan pendidikan.

Semua staf sekolah dan anak-anak yang melakukan kontak dengan anak laki-laki yang terinfeksi itu juga harus dites virusnya. Dimana akan membuat mereka merasa lega mendengar dalam beberapa hari bahwa semuanya dinyatakan negatif, kata kepala sekolah.

Dalam upaya menanggapi keprihatinan anak-anak dan orang tua mereka, sekolah mengirim email kepada orang tua selama penutupannya. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan situasi dan tindakan pencegahan infeksi yang akan diambil sekolah ketika dibuka kembali.

Kami khawatir ada siswa yang takut atau enggan pergi ke sekolah ketika kelas dilanjutkan, kata kepala sekolah.

Konselor sekolah yang biasanya berkunjung ke sekolah satu atau dua kali dalam sebulan, diminta datang ke sekolah setiap hari. Hal ini dilakukan untuk menyuruh anak setiap anak melakukan konsultasi kapan saja jika ada masalah atau kekhawatiran.

Pada saat yang sama, guru kelas memberi tahu anak-anak bahwa mereka tidak boleh menindas atau mendiskriminasi orang lain terkait COVID-19.

Selain penutupan sekolah secara nasional yang dimulai pada bulan Maret. Sekolah yang mulai dilakukan penutupan ialah sekolah dasar, sekolah menengah pertama, atau sekolah menengah atas di prefekturnya yang ditutup karena seorang siswa terinfeksi.

Apa yang bisa dilakukan sekolah kurang lebih jelas, kata kepala sekolah. Bahkan sebelum kasus infeksi dikonfirmasi, pihak sekolah telah mengambil tindakan untuk menghindari ruang tertutup, tempat keramaian, dan pengaturan kontak dekat.

Ruang kelas selalu berventilasi dan setiap orang diminta untuk memakai masker wajah jika diperlukan. Jika ruang kelas yang berdekatan kosong, kelas akan dibagi menjadi dua kelompok untuk belajar di dua ruang kelas.

Tetapi ada masalah dengan kartu cek kesehatan yang diminta sekolah untuk dibawa oleh anak-anak.

Orang tua memeriksa suhu dan kondisi kesehatan anak-anak mereka setiap hari dan menuliskannya di kartu, dan guru memeriksanya setiap pagi sebelum anak-anak memasuki ruang kelas.

Tetapi karena kartu tersebut memiliki ruang untuk mengisi informasi selama sebulan, anak-anak membawanya pulang setiap hari. Jadi ketika bocah itu ditemukan terinfeksi, sekolah tidak memiliki kartu murid untuk segera mengonfirmasi ketika bocah itu mulai merasa sakit.

Menyusul kejadian tersebut, sekolah mengubah bentuk kartu sehingga anak-anak menyerahkan kartu satu hari kepada guru setiap hari, yang akan diperiksa ulang oleh guru kelas dan perawat sekolah.

Kasus di bulan Juli tidak menyebabkan penyebaran infeksi di sekolah, tetapi kepala sekolah mengatakan akan terus melakukan perawatan semaksimal mungkin agar anak-anak dapat merasa nyaman ketika mereka datang ke sekolah.

Setelah penutupan sekolah secara nasional, banyak sekolah telah melanjutkan kelas pada bulan Juni dan situasi penutupan sejak saat itu berbeda-beda tergantung pada masing-masing sekolah dan wilayah.

Antara 1 Juni dan 21 Juli, sebanyak 84 sekolah dasar, sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas di seluruh negeri ditutup sementara. Penutupan banyak di antaranya hingga tiga hari, menurut kementerian Pendidikan Jepang.

Sekolah di wilayah Chubu menanggapi kasus infeksi secara berbeda. Sebuah sekolah menengah pertama yang dikelola pemerintah kota di Nagoya ditutup antara 18 dan 26 Juni setelah salah satu siswanya dipastikan pada 17 Juni terinfeksi.

Kami hanya mempertimbangkan untuk menutup kelasnya, tetapi kemudian memutuskan untuk cukup berhati-hati untuk menutup seluruh sekolah, kata seorang pejabat Pemerintah Kota Nagoya.

Kota Hino, Prefektur Shiga telah menemukan pada pagi hari tanggal 30 Juli bahwa salah satu siswa di sekolah dasar kemungkinan besar telah melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19. Kemudian sekolah menutup pada sore hari tanggal 30 Juli dan keesokan harinya.

Pada malam tanggal 30 Juli, anak itu ditemukan tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dinyatakan positif. Tetapi kami tetap harus membuat keputusan dengan mempertimbangkan kekhawatiran keluarga anak tersebut, kata seorang pejabat Pemerintah Kota Hino.

Sementara itu, sebuah sekolah dasar di Suwa, Prefektur Nagano, terus mengadakan kelas bahkan setelah seorang siswi ditemukan terinfeksi pada 28 Juli.

Sekolah tersebut memutuskan untuk tidak ditutup karena murid tersebut tidak bersekolah selama lima hari sebelum dirinya mengalami gejala akibat liburan empat hari. Selain itu, tidak ada seorang pun di sekolah yang merasa sakit atau melakukan kontak dekat dengannya.

Kasus di bulan Juli tidak menyebabkan penyebaran infeksi di sekolah, tetapi kepala sekolah mengatakan akan terus melakukan perawatan semaksimal mungkin agar anak-anak dapat merasa nyaman ketika mereka datang ke sekolah.

Setelah penutupan sekolah secara nasional, banyak sekolah melanjutkan kelas pada bulan Juni dan situasi penutupan sejak saat itu berbeda-beda tergantung pada masing-masing sekolah dan wilayah.

 


Postingan populer dari blog ini

Berita Belanja di Eropa Saat Ini - Top100ireland

Berita Sosial di Irak – Krgelectric