Berita Kesehatan di Belanda Saat Ini – Body-in-style
body-in-style.com SITUS KUMPULAN BERITA KESEHATAN DI BELANDA SAAT INI
Hotel Van Der Val Berubah Fungsi Menjadi Rumah Sakit Pasien Corona
Hotel Van Der Val Berubah Fungsi Menjadi Rumah Sakit Pasien Corona – Sampai hari ini wabah virus corona ( Covid-19 ) telah menginfeksi warga di lebih dari 160 negara. Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang mewabah sejak akhir tahun 2019 lalu telah menyebabkan kekacauan besar di seluruh dunia. Hampir semua lini kehidupan tekena imbasnya. Tercatat hingga hari inisebanyak 1.015.466 orang positif terinfeksi Virus Corona, dan 53.190 diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia. Jumlah pasien positif Covid-19 terus mengalami lonjakan besar setiap harinya.
Lonjakan tersebut membuat sejumlah rumah sakit di dunia mengalami kewalahan dan tidak lagi mampu menampung pasien baru. Sebagai upaya mengatasi permasalahan ini, banyak otoritas pemerintah yang mengambil kebijakan mengubah hotel mewah di negaranya menjadi rumah sakit darurat Covid-19.
Belanda melaporkan kasus infeksi virus corona di Negeri Kincir Angin bertambah 777. Pihak berwenang Belanda mengatakan maka jumlah kasus infeksi virus yang dikenal Covid-19 ini menjadi 19.580.
Institut Kesehatan Belanda melaporkan jumlah kematian Covid-19 bertambah 234. Sehingga kini sudah 2.101 pasien di Belanda yang meninggal dunia karena virus corona. Namun mereka menegaskan angka tersebut termasuk dari data yang diambil akhir pekan tapi baru dilaporkan sekarang. Dalam pengumuman Selasa ini Belanda belum mengumumkan jumlah pasien yang sembuh.
Pandemi ini telah menjadi masalah utama bagi beberapa negara, termasuk Belanda dan Spanyol. Hotel di negara ini sengaja akan diubah menjadi rumah sakit darurat untuk menangani pasien corona.
Berdasarkan informasi dari Mbs News, Hotel Van der Val yang terletak di Urmond, Belanda ini telah mengalih fungsikan hotelnya menjadi sebuah rumah sakit darurat untuk merawat pasien corona. Lembaga layanan kesehatan masyarakat (GGD) di Belanda sedang mencari lokasi alternatif karena rumah sakit semakin penuh dan jumlah infeksi meningkat setiap hari. Hotel Urmond Van der Valk telah disebutkan sebagai lokasi yang cocok, dengan lebih dari 150 tempat tidur.
“Ini belum konkret, tetapi mungkin mulai diberlakukan dalam beberapa minggu mendatang. Itu sebabnya permintaan telah dibuat apakah hotel tersedia,” kata Guy Schulpen atas nama organisasi GP Maastricht-Heuvelland dikutip dari Mbs News, 19 Maret 2020. Manajemen jaringan hotel tersebut segera merespons secara positif, meskipun Van der Valk sendiri juga dilanda krisis akibat corona. Kamar hotel Van der Valk disediakan terbatas bagi beberapa tamu yang mengalami kesulitan. “Kami hanya terbuka untuk orang-orang yang terpaksa menginap dan mereka harus dapat menunjukkan hal itu. Lalu juga bagi turis yang tidak bisa pergi,” kata owner hotel Freek van der Valk.
Hotel Van der Valk setidaknya menyediakan paling banyak sepuluh kamar untuk ditempati.
Di salah satu desa di Urmond, 25 persen kamar hotel Van der Valk saat ini dipesan. Sisanya sudah dibiarkan kosong untuk berjaga-jaga jika hotel akan segera berfungsi sebagai tempat penampungan darurat. Para dokter membahas rencana penempatan ke hotel tersebut pada Kamis (19/3/2020). Sebab jika ‘corona hotel’ dibuka, maka tenaga medis tambahan juga harus dipersiapkan. “Ini semua hal yang harus kita atur dengan benar,” kata Guy Schulpen. Dilansir dari Dutch News, jaringan hotel Fletcher juga melakukan hal yang sama. Unit ‘hotel corona’ pertama yang dibuka di hotel Van der Valk di Urmond di Limburg dan grup hotel Fletcher Rob Hermans mengatakan ‘ratusan’ lokasi dapat dibuat sesuai kebutuhan pasien dalam waktu 24 jam.
Selain di Belanda, hotel di Madrid, Spanyol juga akan diubah menjadi rumah sakit darurat. Melansir The Local Es, sebuah hotel bintang empat di Madrid telah diubah menjadi fasilitas perawatan medis untuk merawat orang-orang dengan kasus virus corona tingkat ringan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi membludaknya pasien di rumah sakit yang menangani pandemi virus corona.
Madrid merupakan wilayah di Spanyol yang paling terdampak oleh wabah itu. Pemerintah daerahnya berencana untuk menggunakan kembali lebih banyak hotel dalam beberapa hari ke depan untuk merawat pasien corona. Hal tersebut akan membantu pihak rumah sakit yang mulai menjadi penuh sesak dan sudah mulai kehabisan tempat tidur untuk pasien yang sakit parah. Hal ini disampaikan oleh pemerintah daerah Madrid dalam sebuah pernyataan.
Ambulans telah mengantar pasien ke Gran Hotel Colon, Madrid yang memiliki fasilitas 359 kamar, berjarak sekitar 10 menit dari rumah sakit Gregorio Marañon, salah satu kota terbesar di Spanyol. Hotel ini terdiri dari dua bangunan yang dihubungkan oleh taman besar dan galeri seni. Staf medis mengenakan pakaian pelindung putih, masker wajah dan sarung tangan mulai mengawal pasien ke dalam gedung dari minggu lalu. Hotel Madrid bintang empat lainnya, Marriott Auditorium, dijadwalkan mulai menerima pasien pada hari Jumat (20/3/2020).
Para pelaku bisnis perhotelan telah menawarkan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan 40 hotel di wilayah Madrid untuk merawat pasien corona. Hotel tersebut terdiri dari 9.000 tempat tidur. Pernyataan ini disampaikan oleh asosiasi hotel utama Madrid. “Hotel-hotel akan digunakan untuk menampung pasien yang gejalanya memerlukan perhatian medis tanpa harus dirawat di rumah sakit, baik pada awal penyakit maupun pada tahap akhir,” jelas perwakilan pemerintah daerah mengutip The Local Es. Spanyol pada hari Kamis mengumumkan bahwa kematian akibat dari virus corona baru telah melonjak hampir 30 persen selama 24 jam terakhir menjadi 767. Sementara jumlah total kasus penyakit yang dikonfirmasi melonjak sekitar 25 persen menjadi 17.147 kasus. 40 persen dari total kasus di Spanyol dan dua pertiga dari kematian yang tercatat terjadi di Madrid. Spanyol memiliki jumlah tertinggi kasus terkonfirmasi dari virus ini setelah China, Italia, dan Iran. Sehingga banyak hotel dikosongkan karena pandemi corona.
Pemerintah Belanda sendiri telah menerapkan ‘karatina wilayah cerdas’ atau ‘karantina yang ditargetkan’. Mereka ingin melindungi aspek sosial, ekonomi, dan psikologi dari dampak karantina wilayah.
Sehingga upaya ke kondisi normal akan lebih mudah. Dikuti dari beberapap sumber informasi melaporkan toko-toko seperti toko bunga, material, roti bahkan mainan masih dibuka. Tapi sekolah, tempat penitipan anak, dan universitas ditutup setidaknya sampai 28 April mendatang.
Bar, restoran dan toko ganja ditutup. Sementara para pelanggan menggunakan layanan pesan antar. Belanda mengaku kebijakan yang mereka terapkan cukup berhasil.
“Kami tidak ingin bereaksi berlebihan, mengunci semua orang di rumah mereka. Dan lebih mudah untuk menjaga jarak antargenerasi di sini karena nenek dan kakek tidak tinggal di rumah yang sama dengan anak-anak mereka,” kata Dr Louise van Schaik dari Institut Hubungan Internasional Clingendael Ahad (5/4) lalu.
Belanda memang menghimbau warganya untuk menjaga jarak dan tetap tinggal di rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak. Tapi mereka masih diizinkan keluar bila tidak bisa bekerja di rumah atau untuk berbelanja.
Warga Belanda juga masih diperbolehkan keluar rumah untuk menghirup udara segar. Dengan syarat mereka tetap menjaga jarak satu sama lain sejauh 1,5 meter. Imbauan itu tampaknya cukup dipatuhi masyarakat Belanda.